Thursday, November 20, 2008

Nostalgia SMPku Tercinta (bag-1)

Kenangan masa lalu meski sudah lebih dari 20-an tahun tetap akan teringat, nggak bisa dihapus dari memori. Kadang-kadang moment indah masa lalu lewat dalam kesendirian. Salah satu yg menarik bagiku adalah tatkala mengenyam pendidikan di bangku SMP.

Bagiku sebagai orang desa tentunya sekolah ke kota di suatu sekolah favorit adalah impian yang perlu diwujudkan dengan kerja keras. Makanya waktu kelas V SD aku dipindahkan ke SD lain di desa embahku agar nantinya bisa masuk ke SMP No.1 di Kota mBoyolali. Latar belakangnya SD di desa embahku sudah banyak lulusannya yg bisa masuk ke SMP tsb, sedangkan dari SD di desaku belum pernah ada. Namun tiba-tiba ada kebijakan baru dari pemerintah dgn adanya penerimaan menggunakan sistem NEM (Nilai Ebtanas Murni), ya sejak tahu 1995 tsb pemerintah menerapkan Ebtanas (Evaluasi Tahap Akhir Nasional) mungkin mirip dengan UNAS sekarang ini. Dan alhamdulillah dengan sistem tersebut berbekal nilai NEM yg lumayan saya dapat diterima di SMP 1 Boyolali. Penerimaan waktu itu saya rasa sangat transparan dan nilai NEM saya ranking 25 dari sekitar 176 siswa untuk 4 kelas yg diterima yaitu 1A, 1B, 1C dan 1D.

Berhubung jarak dari desaku ke kota cukup jauh, kalo pake angkutan umum sekitar 20-an km namun kalo pake kendaraan sendiri dgn mencari rute terdekat jaraknya sekitar 15-an km, maka aku harus kost. Bagi saya nggak masalah meski pulang ke rumah orangtua harus semingu sekali karena sudah terbiasa sejak SD. Aku tinggal di rumahnya teman bapak saya yaitu rumah ortu Mbak Endang yg berprofesi sbg pengajar di Ampel. Di rumah Mbah Jiyo (alm) ditempati beliau bersama istri (alm), Lik Painem (alm) beserta anaknya Mbak Sri Sumirah serta Mbak Endang dan aku. Tugas utama di mBoyolali adalah utk belajar jadi aktivitas lainnya nggak banyak, paling-paling sepakbola di Watutelenan, pingpong di tempatnya Pak Suryo (alm) atau bulutangkis di halamannya Pak Dhe Mul - ayahnya Mas Pur guru bahasa Inggris di SMAku. Makan sudah disediain oleh Lik Painem untuk nyuci dan seterika aku kerjakan sendiri.

Alhamdulillah di semester pertama di SMP ini aku berhasil meraih prestasi yg lumayan juga yaitu ranking 4,5 (artinya ada 2 orang yg kebetulan sama di peringkat 4). Nggak kuduga, mungkin karena pikiran masih fokus pada prestasi kali yaa.

Untuk kegiatan main-main plus belajar khususnya dengan teman-teman yg dekat di Surowedanan biasa aku lakukan. Terutama dgn alumni SD Boyolali 9 yg merupakan salah satu SD favorit di mBoyolali yg kebetulan lokasinya juga di Surowedanan. Kebetulan satu kelas dengan Tri Nugroho putranya Pak Kartolo yg punya bengkel di jalan Merapi sehingga cepat kenal dgn sahabat-sahabat lainnya baik cowok maupun cewek.

Yang pasti seusiaku waktu itu aku agak takut sama cewek, takut jatuh cinta. Sebab bapakku terus mewanti-wanti bahwa godaan terbesar bagi lelaki adalah wanita. Namun sebagai lelaki tentu secara fitrah sudah diberikan perasaan dasar untuk tertarik kepada wanita. Di kelas satu, satu tahun nggak terasa sudah berhasil dijalani dan nggak ada tertarik-tarikan .... mungkin belum puber kali ya. Namun memasuki kelas dua .... ada seorang perempuan yang langsung menusuk jantung hatiku ... perempuan yg belum pernah aku kenal sebelumnya di SMPku tercinta ini. Siapakah dia ..... ? (bersambung)

1 comment:

Anonymous said...

wah wah nostalgia nih.. tapi ditunggu kelanjutan ceritanya ..