Tuesday, December 02, 2008

Kenapa mesti berdemo

Kalo kita saksikan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti via TV atau berita di koran, hampir pasti setiap hari terjadi demo. Dulu waktu masih berkantor di Jl. Pahlawan Semarang yg kebetulan dekat dengan kantor gubernur maupun kantor DPRD, hampir setiap hari selalu menyaksikan demo, dari yg kecil-kecilan sampai yg ribuan orang, termasuk di mantan kantorku.
Kenapa sekarang banyak demo sedangkan dulu nggak banyak. Kenapa memilih demo, apa nggak ada cara lain, khan ngganggu orang lain. Dulu mungkin banyak yg takut, karena baru rencana demo saja sudah diciduk dan digolongkan sebagai ekstrimis. Kenapa memilih demo, sebab cara-cara halus sudah tidak mampu menarik perhatian yg berwenang, ngomong baik-baik sudah nggak didengar, akhirnya ya terpaksa mengerahkan masa untuk ngasih tahu bahwa omongan kami ini bukan hanya pribadi, tapi didukung banyak orang ... tolong didengar boss. Selanjutnya dimengerti dan dipenuhi harapan kami. Demo ternyata bisa membongkar banyak borok-borok yg dicoba ditutupi oleh para pelakunya. Pelaku nggak gampang untuk membuat skenario menyembunyikan diri ataupun barang bukti karena sudah secara transparan dibuka oleh massa. Yang diajak kongkalikong tentu akan berpikir tujuh kali bekerjasama dengan para penjahat.

Apakah semua demo pasti benar. Jawabannya gampang. Pasti nggaklah. Ada yg benar tapi banyak pula yang salah. Kenapa bisa salah. Satu, belum memahami masalah sehingga gampang diprovokasi ataupun ditunggangi orang yg berkepentingan. Kedua, ikut-ikutan koordinator demo... yg penting dapat makan gratis. Tiga, melepas stres ... rame-rame melampiaskan kekesalan plus nyambi rekreasi apabila demonya diselingi dengan ndangdutan yang aduhai.

Terus agar demo efektif dan benar gimana. Satu pelajari permasalahan dengan detail, harus punya argumentasi yg kuat kenapa mesti demo. Kedua, harus sudah mencoba bermusyawarah dahulu dengan pihak terkait secara baik-baik. Ketiga, harus lapor dulu sama polisi kalo mau demo. Empat, harus terkoordinir dengan baik, siapa korlapnya, penanggungjawabnya, lokasinya dimana saja, materi apa saja, siapa yg orasi dan lain sebagainya. Terakhir tetap istiqamah menjalankan aturan agama dgn baik : kalo waktu sholat ya istirahat, nggak membuat fitnah atau ghibah, pokoknya tetap pake sopan santun deh.

Enaknya demo apa ya ? Demo masak atau demo pencak silat ?
Selamat demo dengan damai .... sukses selalu dan tambah bahagia ....... !!!
Jayalah Indonesia !!!

Monday, December 01, 2008

Boyolaliku yang belum tersenyum

Kalau nggak salah slogan 'Boyolali Tersenyum' sudah ada sejak jaman bupati Boyolali dijabat oleh Pak Hasbi, mungkin sekitar tahun 1985-an. Waktu itu yg sudah pake slogan duluan adalah Solo dengan " Solo Berseri". Apakah ada hubungannya dgn slogan tsb atau nggak yg jelas Boyolali waktu itu beberapa kali mendapat penghargaan Adipura.

Apakah kenyataannya Boyolali memang sudah tersenyum ? Tersenyum : tertib, elok, rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat. Utk menilai secara obyektif harusnya ada tolok ukur yg jelas, misal tertib ukurannya kayak kota Singapore, elok kayak Paris dsb. Kalo nggak ada ya jawabannya bisa beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang masing2 orang. Lha sekarang ini akan saya sampaikan berdasarkan tinjauan saya.

Pertama masalah tertib, bagi saya tertib berarti sesuai aturan yg ada, berarti juga disiplin, berarti juga adil, tidak ada yg ngambil jalan pintas dan tidak ada pula yg ngasih jalan pintas. Kita cocokkan dgn perilaku masyarakat yg ada. Kita lihat yg atas dulu ya, kalo masyarakat umum belakangan aja sesuai semboyan 'ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani'. Nggak usah susah-susah coba lihat pelayanan para abdi negara di kantor kabupaten, kecamatan, kepolisian, kelurahan, dll. Sudah tertibkah ? Lha kalo masyarakat, coba lihat pedagang2 yg buka di pintu masuk pasar, perparkiran di pinggir jalan ataupun halaman pertokoan, gaya berkendaraan di jalan raya. Sudah tertibkah ?

Kedua elok, bagi saya berarti bersih, cantik, indah, menawan. Bersih gampangnya nggak banyak kotoran, cantik biasanya adanya warna-warni bunga yg menarik, indah berarti sedap dipandang mata dan menawan berarti mak nyess sampai di lubuk hati yg paling dalam. Sudah elokkah ? Yang pasti sudah terbukti mendapatkan adipura.

Ketiga rapi, bagi saya berarti teratur dengan baik. Kayak tentara berbaris itu lho, atau kayak pakai baju waktu di SMP itu lho apalagi pas hari Senin, suruh pake dasi, topi, dlsb, kalo nggak memenuhi aturan ya ditilang. Ngeliat rapi dimana ya, coba lihat bangunan2 di sekitar jalan raya, pengaturan toko2, loss2 di pasar.

Keempat sehat, gampangnya tidak sakit. Apa sudah sehat jasmani dan rohani ? Sehat jasmani berarti sehat badannya, sehat rohani berarti nggak banyak nipu-nipu, nggak ada korupsi, nggak ada kong kalikong. Sudah sehat belum ya ?

Nyaman, berarti tenteram di hati nggak ada kekhawatiran apapun. Bisa juga berarti bahagia. Gampangnya enaklah. Udara yg bersih, lingkungan yg bersahabat, tetangga yg baik hati saling tolong menolong, saling menyayangi ..... wuih joss tenan ki.

Kesimpulan saya, kok sekarang malah tambah susah untuk tersenyum. Atau perlu diganti slogannya. Bagi saya slogan apapun nggak masalah asal tujuannya benar dan slogan bukan sekedar slogan namun menjadi semangat untuk diwujudkan secara nyata dengan perjuangan dan kerja keras. Perjuangan mengajak semua komponen masyarakat mewujudkan dan kerja keras memulai dari diri sendiri untuk berpartisipasi.

Aku tetap akan berjuang mewujudkan impianku dan akupun tetap berusaha bekerja keras berkontribusi membangun daerahku !!! Bersama kita bisa, kita bisa bersama !!! Bersama kita sukses, kita sukses bersama !!!

Nostalgia SMPku Tercinta (bag-2)

Ternyata 'roso rasaning ati' tidak bisa dibendung. Pikiran sih sudah jelas-jelas sadar nggak pengen memikirkan masalah 'cinta'. Namun kok semakin dicoba menghilangkan bayangan-bayangan si dia, ternyata kok malah semakin nyata gambarnya. Hanya saja saya tetap memendam perasaan tersebut dalam lubuk hati yang paling dalam.

Siapakah dia yg selalu mengusik hatiku ? Dia adalah perempuan yg sangat ramah, enerjik dan tentu saja cantik. Baru di kelas II-C tsb aku mengenalnya. Awal perkenalannya, bagi saya sangat-sangat special dan tidak akan terlupakan. Kebetulan waktu itu aku main-main 'clorotan' yaitu kertas dilipat-lipat dibentuk pesawat-pesawatan dan diluncurkan. Setelah saya luncurkan, alhamdulillah meluncur menuju seseorang yg sebelumnya tidak aku kenal. Di bangku tempat duduknya, dia mungkin kaget tiba-tiba ada 'clorotan' menuju tubuhnya yang tidak bisa dihindari. Ternyata setelah mengenai tubuhnya dia tidak marah .... malah memberikan senyuman yg sangat manis.

Kenangan-kenangan indah di kelas II-C tentu saja sangat banyak, hanya saja saya nggak pernah bercerita banyak pada kawan-kawan. Paling-paling cerita sama kawanku BS yg dari Ampel yg kebetulan tinggal di rumah saudaranya di Surowedanan. Lainnya paling aku tuliskan di sela-sela bukuku dengan menuliskan namanya. Kebetulan waktu kelas II nggak banyak teman-teman dekatku di kelas I yg satu kelas kembali.

Setelah naik ke kelas III kebetulan aku satu kelas lagi dengan si dia di kelas III-A. Sebut saja si A, memang panggilannya A meski nama aslinya bukan A. Di kelas III aku sudah nggak bisa menahan perasaan yg muncul, jadi kalo ketemu A aku pasti malu-malu namun kalo nggak ketemu pasti bingung. Mungkin begitu ya kalo lagi jatuh cinta. Meski demikian aku tetap berusaha bersikap biasa-biasa saja. Meski sering sholat berjamaah bersama di mushola sekolahan, satu kelompok keterampilan memasak sampai terakhir ujian musik aku dipinjami pianikanya. Kadang pulang ke arah Surowedanan bersama-sama meski si dia harusnya ke arah lain. Harusnya aku juga disuruh ikut lomba cerdas-cermat P4 antar kelas di kelas III bersama dia, namun karena perasaanku aku nggak bisa total ikut lomba karena duduk dengan dia maka digantikan teman yg lain.

Begitulah kenangan melawan 'cinta-pertama'. Aku nggak perlu mendetailkan kisahnya, hanya saja aku perlu berbagi bahwa rintangan apapun bisa diatasi asal dengan sungguh-sungguh. Pesan bapakku sudah melekat erat sehingga walaupun ada perasaan cinta pada seorang perempuan tidak aku jadikan hambatan, namun aku jadikan penyemangat untuk tetap berprestasi. Aku malu kalau si dia melihat nilaiku rendah, aku harus mendapatkan nilai tinggi. Untuk nilai-nilai yg sering diumumkan oleh Pak Guru semisal Fisika, Matematika ataupun Pra Ebtanas nilaiku selalu masuk jajaran atas. Untuk ranking keseluruhan mata pelajaran, ranking bergeser karena biasanya mata pelajaran keterampilan baik bebas maupun terikat nilaiku sangat rendah. Namun alhamdulillah rankingku tidak jauh turun, masih sekitar 13, 11 dan terakhir lulus SMP aku tetap mendapatkan ranking 12. Dengan nilai NEM 49 aku nggak bingung-bingung untuk mencari sekolah sendiri karena sudah yakin bisa diterima.

Demikian sedikit nostalgia masa SMP........ semoga menjadi motivasi bagi sahabat-sahabat yg jatuh cinta namun tidak jatuh prestasi. Sukses selalu dan tetap bahagia ..... !!!